Kamis, 28 Juni 2012

TATARAN LINGUISTIK MORFOLOGI

                TATARAN LINGUISTIK MORFOLOGI
PENGERTIAN
Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik. ( Ramlan, 2001: 21)
Kata Morfologi berasal dari kata morphologie. Kata morphologie berasal dari bahasa Yunani morphe yang digabungkan dengan logos. Morphe berarti bentuk dan dan logos berarti ilmu. Bunyi [o] yang terdapat diantara morphed an logos ialah bunyi yang biasa muncul diantara dua kata yang digabungkan. Jadi, berdasarkan makna unsur-unsur pembentukannya itu, kata morfologi berarti ilmu tentang bentuk.
  

A. Morfologi dan Leksikologi
Leksikologi mempelajari seluk-beluk kata atau mempelejari arti yang lebih kurang  tetap yang terkandung dalam kata, atau yang lazim disebut ati leksiskal (Lexical meaning).
Contoh: Rumah ________  Berumah    (Leksikologi)

Morfologi mempelajari arti yang timbul sebagai peristiwa gramatik yang biasa disebut arti gramatik (grammtical meaning).
Contoh: Rumah  menjadi berumah
                         Perubahan golongan kata di atas dari kata nominal menjadi verba serta perubahan artinya yang timbul sebagai
akibat melekatnya afiks ber- pada rumah.

                        

 
B. Morfologi dan Sintaksis
                Pembicaraan tentang satuan gramatik yang salah satu dari unsurnya berupa afiks termasuk dalam bidang morfologi sedangkan pembicaraan tentang satuan gramatik yang semua unsurnya berupa kata /frasa/ klausa/ kalimta/ wacana/ termasuk bidang sintaksis.
                Wacana
                Kalimat           
                Klausa                Sintaksis
                frasa
               
                Kata                    Morfologi
                Morfem
C. Morfem
                                Satuan bentuk bahasa terkecil yang mempunyai makna secara relatif dan tidak dapat dibagi maknanya ke bagian yang lebih kecil.
1.  Klasifikasi morfem
a. Bebas dan terikat
b. Utuh dan terbagi
c. Segmental dan suprasegmental
D. Morfofonemik
                Perubahan-perubahan fonem yang timbul sebagai  akibat pertemuan morfem dengan morfem lain.
Proses morfofonemik terdiri atas tiga bagian yakni: perubahan fonem, penambahan fonem dan hilangnya fonem.
  1. Prose perubahan fonem
                                Hal ini terjadi akibat pertemuan morfem meN- dan peN-
Perubahan-perubahan itu tergantung pada kondisi bentuk dasar yang mengikutinya.
Contoh.
a. Fonem /N/ Morfem meN- dan peN- berubah menjadi fonem /m/ apabila bentuk dasar yang mengikutinya berawalan p,b,f.
                meN- + paksa ____ memaksa
                peN- + bantu ____  pembantu
b. meN- dan peN- berubah menjadi fonem /m/ ---(t,d,s)
c. meN- dan peN- berubah menjadi fonem /meng-/ ---(k,g,h dan vokal).
d. meN- dan peN- berubah menjadi fonem /meny-/ ---(s,c,j).
2.Proses penambahan fonem
                Hal ini terjadi akibat pertemuan morfem meN- dan peN-
Dengan bentuk dasarnya yang terdiri atas satu suku maka akan berubah menjadi menge-
Contoh.
                meN- + bom ____ mengebom
                peN- + cat              ____  pengecat
                meN- + las    ____ mengelas
               
3. Proses hilangnya fonem
v                  Proses hilangnya fonem /N/ meN- dan peN- terjadi sebagai akibat pertemuan morfem meN- dan peN-  dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem /l,r, y, w.
Contoh.
                meN- + lerai ____ melarai
                peN- +  rusak ____  perusak
                meN- + wajibkan   ____ mewajibkan
                meN- + yakinkan _____ meyakinkan
v                  fonem /r/ pada morfem ber-, dan ter misanya ber- + rantai = berantai.
v  Fonem /p,t,s,k/ pada awal morfem hilang akibat pertemuan  peN- dan meN-.
                3. Kata
  1. Hakikat Kata
                                Unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan  dan pikiran yang dapat di gunakan dalam berbicara.
b. Kata Dasar, Kata Turunan dan bentu k Asal
                                Kata dasar adalah kata-kata yang menjadi dasar  bentukan kata yang lebih besar
                Contoh:
                                Jual                        Jualan
                                Jualan                                   Berjualan
                                Pakai                                  Pakaian
                                pakaian                Berpakaian        
Kata turunan adalah kata yang terbentuk sebagai hasil proses afiksasi, reduplikasi dan konjungsi.
Sedangkan bentuk asal adalah satuan yang paling kecil yang menjadi asal kata kompleks.
Contoh: Berpakaian                      pakai
                     Memainkan                     main
4. Jenis- jenis kata
  1. Verba 
  2. Adjektiva
  3. Adverbia
  4. Preposisi
  5. Konjungsi
  6. Interjeksi
  7. Artikula
  8. Partikel
  9.  Pronomina
  10. Numeralia
  11. Interogativ
"SEKIAN "


EJAAN DAN TANDA BACA

                EJAAN DAN TANDA BACA
Tahapan Ejaan
  1. Ejaan Van Ophuisen
Ejaan ini ditetapkan pd tahun 1901 yiatu ejaan bhs Melayu dengan huruf latin. Van ophuisen merancang ejaan itu yg dibantu oleh Engku Nawawi.
Ciri ejaannya yaitu:
q  Huruf j untuk menuliskan kata jang, pajah, sajang, dsb
q  Huruf oe untuk menuliskan kata goeroe, itoe,
q  Tanda diakritik ‘ koma ain, utk menuliskn kata ‘akal, ta’, pa’.
2. Ejaan Soewandi
Ejaan ini diresmikan pd tanggal 19 maret 1947, menggantikn ejaan sebelumnya. Ejaan ini lebih dikenal degn nama ejaaan republik, ciri:
q  Huruf oe diganti dengan u pd kata guru, itu, umur.
q  Bunyi hamzah ditulis dengan k pd kata tak, pak,, rakyat,
q  Kata ulang boleh ditulis degan angka 2, jalan2, kanak2.
q  Awalan di dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yg mendapinginya

3. Ejaan Melindo (melayu indonesia)
Disyahkan 1959, ejaan ini hampir sama dengan ejaan soewandi.
Ejaan bahasa indonesia yg disempurnakan. (latin)
4. Ejaan ini diresmikan pd tanggal 16 agustus 1972 oleh presiden RI, peresmian ini berdasarkn keptusn pres no 57 thn 1972. artinya ejaan ini menyempurnakan semua ejaan sebelumnya.
EYD
  1. Pemakaia Huruf
  1. huruf abjad à A-Z
  2. huruf vokalà a,i, u, e, o
  3. Huruf konsonanà b, c, d,
  4. Huruf diftong à ai, au, oi, pandai, rantai, saudara, aula, harimau, amboi,
  5. Gabungan huruf konsonan,à kh, ng, ny, sy. Khusus, akhir. Ngilu, bangun, senang. Nyata, hanyut, syrat, isyarat.

Pemakaian Huruf Kapital dan Mirng
A. Huruf Kapital
1.            Huruf pertama pada awal kalimat.
2.            Huruf pertama petikan langsung,
3.            Huruf pertama dlm ungkapan nama Tuhan, kitab suci, ganti Tuhan, Nya, Mu, yg Mahakuasa, Engkau ridoi,
4.            Huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yg diikuti nama orang.
Contoh: Sultan hasanuddin, Haji Mahmudsyah,
Jika tidak diikuti nama orang tidak digunakan huruf kapital. Tahun ini ia pergi naik haji.
5. Huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yg diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Gubernur Rusli Zainal
Siapa gubernur yg baru dilantik itu?
6. Huruf pertama unsur nama orang.
7. Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,bahasa.
tidak dipakai sebagai nama bangsa,
 bahsa sbagi bentuk dasar dan turunan,
8. Hruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, pristiwa sejarah.
                Hari Natal, hari Lebran,
9. Huruf pertama nama geografi,
Asia Tenggara, Kata serapan
Patiens (inggris) menjadi pasien
Analysis (inggris) à analisis
National (inggris)à nasional
Fanatic àfanatik
Factorà faktor
Aquariumà akuarium
Frequensià frekuensi
Elektronicàelektronik

2. Pemenggalan Kata
3. Penulisan Kata
  1. Kata dasar
  2. Kata turunan
  3. Gabungan kata
  4. Bentuk ulang
  5. Kata ganti ku, mu, kau dan nya
  6. Partikel
  7. Singkatan dan Akronim
  8. Angka dan lambang bilangan
4. Penulisan Unsur Serapan

  1. Adobsi
  2. Adaptasi
  3. Pungutan Terjemahan
5. Tanda Baca
                                Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang.
Beberapa jenis tanda baca yang penting antara lain adalah:
       Titik (.) berfungsi untuk menandai akhir kalimat berita, atau untuk keperluan singkatan, gelar, dan angka-angka

* Koma (,) berfungsi untuk memisahkan anak kalimat atau hal-hal yang disebutkan dalam kalimat, juga untuk keperluan singkatan, gelar, dan angka-angka.

* Tanda ((..)) kurung berfungsi untuk menjelaskan suatu istilah yang belum banyak diketahui oleh khalayak.

* Tanda (`) kutip satu berfungsi untuk mengasosiasikan suatu istilah.
       Tanda (!) seru berfungsi untuk menegaskan, memberi peringatan bahwa kalimat yang bertanda seru tersebut perlu untuk diperhatikan.

* Tanda (?) tanya berfungsi untuk melengkapi kalimat tanya.
* tanda blindov cantik (b) berfungsi dipegang.

* Tanda (…-…) hubung berfungsi untuk menghubungkan penggalan kata, kata ulang, rentang suatu nilai.

* Titik dua (:) berfungsi untuk mengawali penguraian suatu kalimat.
* Tanda (“…”) petik berfungsi untuk menandai kalimat langsung atau percakapan dalam naskah drama.
SIMPULAN


Jadi, Ruang lingkup EYD meliputi
 
pemakaian huruf, penulisan kata, pemakain tanda baca dan penulisan unsur serapan
" JANGAN BENARKAN KEBIASAAN TAPI BIASAKANLAH YANG BENAR "
"SEKIAN "

Bahasa Baku Dan NonBaku


       Bahasa Baku Dan NonBaku
Albert, S.Pd., M.Pd.
1.   PENGERTIAN  BAHASA  BAKU
Ø  Istilah bahasa baku  dalam bahasa indonesia atau standard leanguage dalam bahasa inggris dalam dunia ilmu bahasa  atau linguistik pertama sekali diperkenalkan oleh Vilem  Mathesius  pada tahun 1926. ia berpengertian bahwa bahasa baku sebagai bentuk bahasa yang telah dikodifikasi, diterima dan difungsikan sebagai model atau acuan oleh masyarakat luas.
Ø  Di dalam  Dictyonari Leanguage and linguistics, Harman dan Strok berpengertian bahwa bahasa baku  adalam ragam bahasa yang secra sosial lebih digandrungi dan sering didasarkan bahasa orang-orang yang berpendidikan di didalam atau disekitar pusat kebudayaan atau suatu masyarakat bahasa.
Ø  Dittmar dalam buku Social A  Survey of Theory and Aplication  berpengertian bahwa  bahasa baku adalah ragam  bahasa dari suatu masyarakat.
Ø  Di dalam Logman Dictionary of Applied Linguistics, Richard , Jhon dan Heidi  berpengertian bahwa bahasa baku adalah ragam bahasa dan biasa didasarkan penutur asli yang berpendidikan di dalam berbicara dan menulis.
Ø  Yus  Rusyana di dalam buku Bahasa Dan Satra Dalam Gampitan Pendidikan berpengertian bahwa bahasa baku atau bahasa standar adalah suatu bahasa yang dikodifikasikan, diterima dan dijadikan model oleh masyarakat bahasa yang lebih luas.
       Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat dikatakan bahwa bahasa baku itu adalah bentuk bahasa yang telah dikodifikasi atau diterapkan, diterima dan difungsikan sebagai model oleh masyarakat luas
2.   PENGERTIAN BAHASA NONBAKU
Ø  Istilah bahasa nonbaku ini terjemahan dari “nonstandard language”. Istilah bahasa nonstandar ini sering disinonimkan dengan istilah “ragam subbaku”, “bahasa nonstandar”, “ragam takbaku”, bahasa tidak baku”, “ragam nonstandar”.
Ø  Richards, Jhon, dan Heidi berpengertian bahwa bahasa nonstandar adalah bahasa yang digunakan dalam berbicara dan menulis yang berbeda pelafalan, tatabahasa, dan kosakata dari bahasa baku dari suatu bahasa (nonstandard, used of speech or writing which differs in pronunciation, grammar, or vocabulary from the standard variety of the language) (1985 : 193).
Ø  Crystal berpengertian bahwa bahasa nonbaku adalah bentuk-bentuk bahasa yang tidak memenuhi norma baku, yang dikelompokkan sebagai subbaku atau nonbaku (linguistic forms or dialects which do not conform to this norm are then refered to as sub-standard or nonstandard) (1985 :286).
Ø  Suharianto berpengertian bahwa bahasa nonstandar atau bahasa tidak baku adalah salah satu variasi bahasa yang tetap hidup dan berkembang sesuai dengan fungsinya, yaitu dalam pemakaian bahasa tidak resmi (1981 : 23).
Ø  Alwasilah berpengertian bahwa bahasa tidak baku adalah bentuk bahasa yang biasa memakai kata-kata atau ungkapan, struktur kalimat, ejaan dan pengucapan yang tidak biasa dipakai oleh mereka yang berpendidikan (1985 : 116).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, jelas bahwa bahasa nonstandar atau ragam bahasa tidak baku adalah ragam yang berkode bahasa yang berbeda dengan kode bahasa baku, dan dipergunakan di lingkungan tidak resmi.
       3. PENGERTIAN BAHASA INDONESIA BAKU DAN NONBAKU
       Pengertian bahasa baku dan bahasa nonbaku telah diuraikan pada bahagian terdahulu. Berdasarkan pengertian itu akan dikaitkan dengan bahasa Indonesia.
       Bahasa Indonesia baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang bentuk bahasanya telah dikodifikasi, diterima, dan difungsikan atau dipakai sebagai model oleh masyarakat Indonesia secara luas.
       Bahasa Indonesia nonbaku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang tidak dikodifikasi, tidak diterima dan tidak difungsikan sebagai model masyarakat Indonesia secara luas, tetapi dipakai oleh masyarakat secara khusus.
        
       4.  TUMBUHNYA BAHASA INDONESIA BAKU
                       Ketika bahasa Indonesia diterima dan diresmikan sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara Republik Indonesia tidak ada yang meramalkan bahwa akan tumbuh keanekaragaman dalam bahasa itu.
       Memang agak aneh kedengarannya bahasa Indonesia mempunyai dialek atau variasi bahasa. Tetapi memang demikian adanya. Maklumlah bahasa Indonesia adalah bahasa manusia yang wajar.
       Keanekaragaman bahasa Indonesia itu tumbuh secara wajar sebab telah terjadi diversifikasi fungsi. Bila semula bahasa Indonesia hanya berfungsi terbatas, maka kemudian fungsi itu semakin banyak. Tetapi, karena bahasa Indonesia harus tetap menjadi alat komunikasi yang efisien, timbullah proses lain yang disebut proses sentripetal berupa penataan secara alamiah pelbagai dialek atau ragam bahasa itu sesuai dengan fungsinya yang baru. Pembagian tugas di antara semua dialek bahasa Indonesia.
Dengan adanya pembagian tugas itu diversifikasi fungsi bukanlah menyebabkan kekacauan, melainkan menumbuhkan patokan atau standar yang jelas bagi pemakai bahasa. Tumbuhnya standar ini disebut standardisasi bahasa atau pembakuan bahasa.
       Adanya bahasa standar atau bahasa baku dan bahasa nonstandar atau bahasa tidak baku tidak berarti bahwa bahasa baku lebih baik lebih benar atau lebih betul dari pada bahasanonstandar atau bahasa tidak baku. Bukan di situ persoalannya. Kita memakai bahasa secara baik bila kita menggunakan bahasa standar sesuai dengan fungsinya. Demikian juga, kita menggunakan bahasa secara salah bila kita menggunakan bahasa nonstandar untuk fungsi bahasa standar. Oleh sebab itu, memakai bahasa baku tidak dengan sendirinya berarti memakai bahasa yang baik dan benar karena bahasa baku tidak sama dengan bahasa yang baik dan benar.
 5. FUNGSI BAHASA INDONESIA BAKU
Ø  pemersatu.
Ø  penanda.
Ø  penambah wibawa.
Ø  kerangka acuan.
       6.   KONTEKS PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA BAKU
Ø  Komunikasi resmi.
Ø  Wacana teknis.
Ø  Pembicaraan di depan umum.
Ø  Pembicaraan dengan orang yang dihormati.
       I.    Beri tanda X pada B apabila menurut Saudara bentuk berikut ditulis sesuai dengan aturan ejaan atau pada S jika Saudara anggap salah.
         B – S                   :  geger  otak
         B – S                   :  Ramadhan
         B – S                   :  relaks
         B – S                   :  berfikir
         B – S                   :  raport
         B – S                   :  melipat  gandakan
         B – S                   :  musala
         B – S                   :  adikpun
         B – S                   :  non keuangan
         B – S                   :  memesona
        B – S                    :  zinah
         B – S                   :  lembab
         B – S                   :  PT. Usaha
         B – S                   :  wasalam
         B – S                   :  propinsi
         B – S                   :  Udzur
         B – S                   :  merubah
         B – S                   :  komplek
         B – S                   :  sportifitas
         B – S                   :  pro Indonesia
       Penalaran singkat kebakuan dan ketidakbakuan kata
Kata Maaf (B) ; ma’af (TB)
Analisis:
                Kata maaf  merupakan serapan dari kata  bahasa Arab penulisannya dengan huruf latin menjadi ma’af . Penyerapan dengan menghilangkan huruf konsonan ain (‘) sehingga terbentuklah kata maaf . Karena ejaannya sudah benar, bentuk maaf merupakan kata baku. Karena merupakan kata asing ma’af tidak baku.
Selesai