Kamis, 28 Juni 2012

Bahasa Baku Dan NonBaku


       Bahasa Baku Dan NonBaku
Albert, S.Pd., M.Pd.
1.   PENGERTIAN  BAHASA  BAKU
Ø  Istilah bahasa baku  dalam bahasa indonesia atau standard leanguage dalam bahasa inggris dalam dunia ilmu bahasa  atau linguistik pertama sekali diperkenalkan oleh Vilem  Mathesius  pada tahun 1926. ia berpengertian bahwa bahasa baku sebagai bentuk bahasa yang telah dikodifikasi, diterima dan difungsikan sebagai model atau acuan oleh masyarakat luas.
Ø  Di dalam  Dictyonari Leanguage and linguistics, Harman dan Strok berpengertian bahwa bahasa baku  adalam ragam bahasa yang secra sosial lebih digandrungi dan sering didasarkan bahasa orang-orang yang berpendidikan di didalam atau disekitar pusat kebudayaan atau suatu masyarakat bahasa.
Ø  Dittmar dalam buku Social A  Survey of Theory and Aplication  berpengertian bahwa  bahasa baku adalah ragam  bahasa dari suatu masyarakat.
Ø  Di dalam Logman Dictionary of Applied Linguistics, Richard , Jhon dan Heidi  berpengertian bahwa bahasa baku adalah ragam bahasa dan biasa didasarkan penutur asli yang berpendidikan di dalam berbicara dan menulis.
Ø  Yus  Rusyana di dalam buku Bahasa Dan Satra Dalam Gampitan Pendidikan berpengertian bahwa bahasa baku atau bahasa standar adalah suatu bahasa yang dikodifikasikan, diterima dan dijadikan model oleh masyarakat bahasa yang lebih luas.
       Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat dikatakan bahwa bahasa baku itu adalah bentuk bahasa yang telah dikodifikasi atau diterapkan, diterima dan difungsikan sebagai model oleh masyarakat luas
2.   PENGERTIAN BAHASA NONBAKU
Ø  Istilah bahasa nonbaku ini terjemahan dari “nonstandard language”. Istilah bahasa nonstandar ini sering disinonimkan dengan istilah “ragam subbaku”, “bahasa nonstandar”, “ragam takbaku”, bahasa tidak baku”, “ragam nonstandar”.
Ø  Richards, Jhon, dan Heidi berpengertian bahwa bahasa nonstandar adalah bahasa yang digunakan dalam berbicara dan menulis yang berbeda pelafalan, tatabahasa, dan kosakata dari bahasa baku dari suatu bahasa (nonstandard, used of speech or writing which differs in pronunciation, grammar, or vocabulary from the standard variety of the language) (1985 : 193).
Ø  Crystal berpengertian bahwa bahasa nonbaku adalah bentuk-bentuk bahasa yang tidak memenuhi norma baku, yang dikelompokkan sebagai subbaku atau nonbaku (linguistic forms or dialects which do not conform to this norm are then refered to as sub-standard or nonstandard) (1985 :286).
Ø  Suharianto berpengertian bahwa bahasa nonstandar atau bahasa tidak baku adalah salah satu variasi bahasa yang tetap hidup dan berkembang sesuai dengan fungsinya, yaitu dalam pemakaian bahasa tidak resmi (1981 : 23).
Ø  Alwasilah berpengertian bahwa bahasa tidak baku adalah bentuk bahasa yang biasa memakai kata-kata atau ungkapan, struktur kalimat, ejaan dan pengucapan yang tidak biasa dipakai oleh mereka yang berpendidikan (1985 : 116).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, jelas bahwa bahasa nonstandar atau ragam bahasa tidak baku adalah ragam yang berkode bahasa yang berbeda dengan kode bahasa baku, dan dipergunakan di lingkungan tidak resmi.
       3. PENGERTIAN BAHASA INDONESIA BAKU DAN NONBAKU
       Pengertian bahasa baku dan bahasa nonbaku telah diuraikan pada bahagian terdahulu. Berdasarkan pengertian itu akan dikaitkan dengan bahasa Indonesia.
       Bahasa Indonesia baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang bentuk bahasanya telah dikodifikasi, diterima, dan difungsikan atau dipakai sebagai model oleh masyarakat Indonesia secara luas.
       Bahasa Indonesia nonbaku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang tidak dikodifikasi, tidak diterima dan tidak difungsikan sebagai model masyarakat Indonesia secara luas, tetapi dipakai oleh masyarakat secara khusus.
        
       4.  TUMBUHNYA BAHASA INDONESIA BAKU
                       Ketika bahasa Indonesia diterima dan diresmikan sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara Republik Indonesia tidak ada yang meramalkan bahwa akan tumbuh keanekaragaman dalam bahasa itu.
       Memang agak aneh kedengarannya bahasa Indonesia mempunyai dialek atau variasi bahasa. Tetapi memang demikian adanya. Maklumlah bahasa Indonesia adalah bahasa manusia yang wajar.
       Keanekaragaman bahasa Indonesia itu tumbuh secara wajar sebab telah terjadi diversifikasi fungsi. Bila semula bahasa Indonesia hanya berfungsi terbatas, maka kemudian fungsi itu semakin banyak. Tetapi, karena bahasa Indonesia harus tetap menjadi alat komunikasi yang efisien, timbullah proses lain yang disebut proses sentripetal berupa penataan secara alamiah pelbagai dialek atau ragam bahasa itu sesuai dengan fungsinya yang baru. Pembagian tugas di antara semua dialek bahasa Indonesia.
Dengan adanya pembagian tugas itu diversifikasi fungsi bukanlah menyebabkan kekacauan, melainkan menumbuhkan patokan atau standar yang jelas bagi pemakai bahasa. Tumbuhnya standar ini disebut standardisasi bahasa atau pembakuan bahasa.
       Adanya bahasa standar atau bahasa baku dan bahasa nonstandar atau bahasa tidak baku tidak berarti bahwa bahasa baku lebih baik lebih benar atau lebih betul dari pada bahasanonstandar atau bahasa tidak baku. Bukan di situ persoalannya. Kita memakai bahasa secara baik bila kita menggunakan bahasa standar sesuai dengan fungsinya. Demikian juga, kita menggunakan bahasa secara salah bila kita menggunakan bahasa nonstandar untuk fungsi bahasa standar. Oleh sebab itu, memakai bahasa baku tidak dengan sendirinya berarti memakai bahasa yang baik dan benar karena bahasa baku tidak sama dengan bahasa yang baik dan benar.
 5. FUNGSI BAHASA INDONESIA BAKU
Ø  pemersatu.
Ø  penanda.
Ø  penambah wibawa.
Ø  kerangka acuan.
       6.   KONTEKS PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA BAKU
Ø  Komunikasi resmi.
Ø  Wacana teknis.
Ø  Pembicaraan di depan umum.
Ø  Pembicaraan dengan orang yang dihormati.
       I.    Beri tanda X pada B apabila menurut Saudara bentuk berikut ditulis sesuai dengan aturan ejaan atau pada S jika Saudara anggap salah.
         B – S                   :  geger  otak
         B – S                   :  Ramadhan
         B – S                   :  relaks
         B – S                   :  berfikir
         B – S                   :  raport
         B – S                   :  melipat  gandakan
         B – S                   :  musala
         B – S                   :  adikpun
         B – S                   :  non keuangan
         B – S                   :  memesona
        B – S                    :  zinah
         B – S                   :  lembab
         B – S                   :  PT. Usaha
         B – S                   :  wasalam
         B – S                   :  propinsi
         B – S                   :  Udzur
         B – S                   :  merubah
         B – S                   :  komplek
         B – S                   :  sportifitas
         B – S                   :  pro Indonesia
       Penalaran singkat kebakuan dan ketidakbakuan kata
Kata Maaf (B) ; ma’af (TB)
Analisis:
                Kata maaf  merupakan serapan dari kata  bahasa Arab penulisannya dengan huruf latin menjadi ma’af . Penyerapan dengan menghilangkan huruf konsonan ain (‘) sehingga terbentuklah kata maaf . Karena ejaannya sudah benar, bentuk maaf merupakan kata baku. Karena merupakan kata asing ma’af tidak baku.
Selesai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar