•
Bahasa Baku Dan NonBaku
Albert, S.Pd.,
M.Pd.
1. PENGERTIAN
BAHASA BAKU
Ø
Istilah
bahasa baku dalam bahasa indonesia atau
standard leanguage dalam bahasa inggris dalam dunia ilmu bahasa atau linguistik pertama sekali diperkenalkan
oleh Vilem Mathesius pada tahun 1926. ia berpengertian bahwa
bahasa baku sebagai bentuk bahasa yang telah dikodifikasi, diterima dan
difungsikan sebagai model atau acuan oleh masyarakat luas.
Ø
Di
dalam Dictyonari Leanguage and
linguistics, Harman dan Strok berpengertian bahwa bahasa baku adalam ragam bahasa yang secra sosial lebih
digandrungi dan sering didasarkan bahasa orang-orang yang berpendidikan di
didalam atau disekitar pusat kebudayaan atau suatu masyarakat bahasa.
Ø
Dittmar
dalam buku Social A Survey of Theory and
Aplication berpengertian bahwa bahasa baku adalah ragam bahasa dari suatu masyarakat.
Ø
Di
dalam Logman Dictionary of Applied Linguistics, Richard , Jhon dan Heidi berpengertian bahwa bahasa baku adalah ragam
bahasa dan biasa didasarkan penutur asli yang berpendidikan di dalam berbicara
dan menulis.
Ø
Yus Rusyana di dalam buku Bahasa Dan Satra Dalam
Gampitan Pendidikan berpengertian bahwa bahasa baku atau bahasa standar adalah
suatu bahasa yang dikodifikasikan, diterima dan dijadikan model oleh masyarakat
bahasa yang lebih luas.
•
Berdasarkan
beberapa pengertian di atas dapat dikatakan bahwa bahasa baku itu adalah bentuk
bahasa yang telah dikodifikasi atau diterapkan, diterima dan difungsikan
sebagai model oleh masyarakat luas
2. PENGERTIAN
BAHASA NONBAKU
Ø
Istilah bahasa nonbaku ini terjemahan dari
“nonstandard language”. Istilah bahasa nonstandar ini sering disinonimkan
dengan istilah “ragam subbaku”, “bahasa nonstandar”, “ragam takbaku”, bahasa
tidak baku”, “ragam nonstandar”.
Ø
Richards, Jhon, dan Heidi berpengertian bahwa
bahasa nonstandar adalah bahasa yang digunakan dalam berbicara dan
menulis yang berbeda pelafalan, tatabahasa, dan kosakata dari bahasa baku dari
suatu bahasa (nonstandard, used of speech or writing which differs in
pronunciation, grammar, or vocabulary from the standard variety of the
language) (1985 : 193).
Ø
Crystal
berpengertian bahwa bahasa nonbaku adalah bentuk-bentuk bahasa yang
tidak memenuhi norma baku, yang dikelompokkan sebagai subbaku atau nonbaku
(linguistic forms or dialects which do not conform to this norm are then
refered to as sub-standard or nonstandard) (1985 :286).
Ø
Suharianto berpengertian bahwa bahasa
nonstandar atau bahasa tidak baku adalah salah satu variasi bahasa yang tetap
hidup dan berkembang sesuai dengan fungsinya, yaitu dalam pemakaian bahasa
tidak resmi (1981 : 23).
Ø
Alwasilah berpengertian bahwa bahasa tidak
baku adalah bentuk bahasa yang biasa memakai kata-kata atau ungkapan, struktur
kalimat, ejaan dan pengucapan yang tidak biasa dipakai oleh mereka yang
berpendidikan (1985 : 116).
Berdasarkan
beberapa pengertian di atas, jelas bahwa bahasa nonstandar atau ragam bahasa tidak baku adalah
ragam yang berkode bahasa yang berbeda dengan kode bahasa baku, dan
dipergunakan di lingkungan tidak resmi.
•
3. PENGERTIAN BAHASA INDONESIA BAKU DAN
NONBAKU
•
Pengertian bahasa baku dan bahasa nonbaku
telah diuraikan pada bahagian terdahulu. Berdasarkan pengertian itu akan dikaitkan dengan bahasa Indonesia.
•
Bahasa Indonesia baku adalah salah satu ragam
bahasa Indonesia yang bentuk bahasanya telah dikodifikasi, diterima, dan
difungsikan atau dipakai sebagai model oleh masyarakat Indonesia secara luas.
•
Bahasa Indonesia nonbaku adalah salah satu
ragam bahasa Indonesia yang tidak dikodifikasi, tidak diterima dan tidak
difungsikan sebagai model masyarakat Indonesia secara luas, tetapi dipakai oleh
masyarakat secara khusus.
•
•
4. TUMBUHNYA
BAHASA INDONESIA BAKU
•
Ketika bahasa Indonesia diterima
dan diresmikan sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara Republik Indonesia
tidak ada yang meramalkan bahwa akan tumbuh keanekaragaman dalam bahasa itu.
•
Memang agak aneh kedengarannya bahasa
Indonesia mempunyai dialek atau variasi bahasa. Tetapi memang demikian adanya.
Maklumlah bahasa Indonesia adalah bahasa manusia yang wajar.
•
Keanekaragaman bahasa Indonesia itu tumbuh
secara wajar sebab telah terjadi
diversifikasi fungsi. Bila semula bahasa Indonesia hanya berfungsi terbatas,
maka kemudian fungsi itu semakin banyak. Tetapi, karena bahasa Indonesia harus
tetap menjadi alat komunikasi yang efisien, timbullah proses lain yang disebut
proses sentripetal berupa penataan secara alamiah pelbagai dialek atau ragam
bahasa itu sesuai dengan fungsinya yang baru. Pembagian tugas di antara semua
dialek bahasa Indonesia.
Dengan adanya pembagian tugas itu diversifikasi fungsi
bukanlah menyebabkan kekacauan, melainkan menumbuhkan patokan atau standar yang
jelas bagi pemakai bahasa. Tumbuhnya standar ini disebut standardisasi bahasa
atau pembakuan bahasa.
•
Adanya bahasa standar atau bahasa baku dan
bahasa nonstandar atau bahasa tidak baku tidak berarti bahwa bahasa baku lebih
baik lebih benar atau lebih betul dari pada bahasanonstandar atau bahasa tidak
baku. Bukan di situ persoalannya. Kita memakai bahasa secara baik bila kita menggunakan bahasa standar sesuai dengan
fungsinya. Demikian juga, kita menggunakan bahasa secara salah bila kita
menggunakan bahasa nonstandar untuk fungsi bahasa standar. Oleh sebab itu,
memakai bahasa baku tidak dengan sendirinya berarti memakai bahasa yang baik
dan benar karena bahasa baku tidak sama dengan bahasa yang baik dan benar.
5. FUNGSI BAHASA INDONESIA BAKU
Ø
pemersatu.
Ø
penanda.
Ø
penambah wibawa.
Ø
kerangka acuan.
•
6.
KONTEKS PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA BAKU
Ø
Komunikasi resmi.
Ø
Wacana teknis.
Ø
Pembicaraan di depan umum.
Ø
Pembicaraan dengan orang yang dihormati.
•
I. Beri
tanda X pada B apabila menurut Saudara bentuk berikut ditulis sesuai dengan
aturan ejaan atau pada S jika Saudara anggap salah.
•
B – S : geger
otak
•
B – S : Ramadhan
•
B – S : relaks
•
B – S : berfikir
•
B – S : raport
•
B – S : melipat
gandakan
•
B – S : musala
•
B – S : adikpun
•
B – S : non keuangan
•
B – S : memesona
•
B – S : zinah
•
B – S : lembab
•
B – S : PT. Usaha
•
B – S : wasalam
•
B – S : propinsi
•
B – S : Udzur
•
B – S : merubah
•
B – S : komplek
•
B – S : sportifitas
•
B – S : pro Indonesia
•
Penalaran singkat kebakuan dan ketidakbakuan
kata
Kata Maaf (B) ; ma’af (TB)
Analisis:
Kata
maaf merupakan serapan dari
kata bahasa Arab penulisannya dengan
huruf latin menjadi ma’af . Penyerapan dengan menghilangkan huruf
konsonan ain (‘) sehingga terbentuklah kata maaf . Karena ejaannya sudah
benar, bentuk maaf merupakan kata baku. Karena merupakan kata asing ma’af
tidak baku.
Selesai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar