Kamis, 28 Juni 2012

Kutipan dan Bibliografi

Kutipan dan Bibliografi
  1. Teknik  Menulis Kutipan
                1. Kutipan Langsung
               
à Pengambilan teori dari sumbernya tanpa adanya modifikasi bahasa penyusunnya, dengan kata lain pengambilan teori sama dengan aslinya.
à Tata Cara & Aturan Penulisan Kutipan langsung kurang dari empat baris (kurang dari 40 kata)
à Kutipan ini akan dimasukkan dalam teks dengan cara berikut:
(1)  Kutipan diintegrasikan dengan teks;
(2)  Jarak antara baris dengan baris dua spasi;
(3)  Kutipan diapit dengan tanda kutip {“ “};
(4) Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukkan setengah spasi ke atas atau dalam kurung ditempatkan nama pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.
CONTOH
                                  ”Pendekatan stilistika bertolak dari asumsi bahwa bahasa mempunyai tugas dan peranan penting dalam kehadiran karya sastra.” (Semi, 1990: 81) Dari pendapat tersebut jelaslah bahwa bahasa tidak dapat dilepaskan dari sastra umumnya dan mantra khususnya. Tidak ada bahasa, maka tidak ada sastra dan tidak lahir mantra. Peran bahasa yang menyebabkan mantra berkekuatan gaib dan berdaya magis.
Tata Cara & Aturan Penulisan Kutipan langsung lebih dari empat baris (40 kata atau lebih)
*     Kutipan dipisahkan dari teks dalam jarak 2,5 spasi;
*     Jarak antara baris dengan baris kutipan satu spasi;
*     Kutipan boleh atau tidak diapit dengan tanda kutip;
*     Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas, atau dalam kurung ditempatkan nama pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu;
*     Seluruh kutipan dimasukkan ke dalam 5 – 7 ketikan.
Ada mantra yang harus diucapkan secara keras dan ada juga yang hanya berbisik-bisik. Hanya Pawang atau dukun yang mengerti bagaimana mendatangkan kekuatan gaib itu. 2 Spasi
Mereka yang mampu menggunakan mantra biasanya    dikategorikan                    sebagai ”orang tua.” Jika ada kenduri, maka   upacara penyembelihan                               ayam, upacara pembongkaran nasi          tumpeng             atau upacara ”                             pembongkaran ingkung” (daging              ayam utuh untuk             kenduri) juga                     harus disertai mantra     agar niat si penyelenggara           kenduri dapat                    tercapai.              Demikian juga dalam upacara permulaan memetik padi,                   ada  ”orang tua” yang ditugasi  untuk  membaca  mantra                 padi                       agar Dewi Sri turun dan memberikan kemakmuran          karena padi                        yang dituai mempunyai bulir-bulir yang subur.          (Waluyo, 1987:                  6).  à 1 Spasi
                Seperti halnya permulaan memetik padi, berladang padi juga menggunakan mantra-mantra. Menurut penulis kepecayaan masyarakat Melayu Desa Bantan Air Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis, proses berladang padi ini merupakan suatu tradisi yang memiliki nilai-nilai sastra. Karena setiap berladang padi akan selalu diadakan acara ritual. à 2 Spasi
            Kutipan Tidak Langsung
à Pengambilan teori dari sumbernya dengan modifikasi bahasa penyusun. Teknik penulisan kutipan tak langsung adalah dengan sistem kurung. Kutipan tidak langsung berupa intisari pendapat yang dikemukakan. Oleh sebab itu, kutipan ini tidak diberi tanda kutip.
                                Tata Cara & Aturan Penulisan Kutipan tidak                                                        langsung
*       Diintegrasikan dengan teks;
*       Jarak antarbaris dua spasi;
*       Kutipan tidak diapit tanda kutip;
*       Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas, atau dalam kurung ditempatkan nama pengarang, tahun terbit, nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.
                                                Daftar Rujukan
>> Merupakan daftar yang berisi buku, makalah, artikel, dan bahan laiannya yang dikutip baik secara langsung maupun tidak langsung.
                Unsur Daftar Rujukan :
1. Nama pengarang, titik,
                2. Tahun terbit, titik,
                3. Judul buku, titik,
                4. Kota penerbit, titik dua
                5. Nama Penerbit, titik
Contoh
                                Menurut Keraf (1994: 36) mengatakan bahwa, kalimat yang baik adalah yang menunjukkan kesatuan gagasan, atau hanya mengandung satu ide pokok. Bila ada dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan digabungkan, maka akan merusak kesatuan pikiran.
                                                                        BUKU
v   Tahun penerbitan ditulis setelah nama pengarang, diakhiri. Judul buku ditulis  dengan huruf kapitalisasi. Tempat penerbitan dan nama penerbitan dipisahkan dengan titik dua (:).
v  Contoh:
1. Pengarang Tunggal
Budiman, Kris. 2000. Feminis Laki-Laki dan Wacana Gender. Magelang: Yayasan Indonesiatera.
2. Pengarang Bersama
Jalil, Abdul dan Elmustian Rahman. 2001. Puisi Mantra. Pekanbaru: Unri Press.
Cat: Jika ada beberapa yang dijadikan sumber
 ditulis oleh orang yang sama dan diterbitkan tahun
 yang sama pula, data tahun penerbitan diikuti oleh
Lambang a, b, c, dan seterusnya.
INTERNET
v  Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh tahun,judul artikel,nama jurnal (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (online), volume dan nomor, dan akhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, diantara tanda kurung. Contoh:
Kumaidi. 1988. “Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya.” Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online), Jilid 5, No. 4, (http://www.Malangac.id, diakses Rabu  20 Januari 2000 pukul 13.00 Wib).
Scientific American. 2000. “Educational Tech will be Hot.” http://www.civic.com
Supriadi, Dedi. March 1, 1999. “Restructuring The Shool Book Pravison System in Indonesia: Some Recent Intratives. Jurnal EPAA, Online), Vol 7, No.7, March 1, 1999, http://www.Epaa.asu.edu/education policy analys archives.
Terjemahan
Battle, J.A 1978. Gagasan Baru Ilmu Pendidikan. Terj. Walayu. Jakarta: Penerbit Mutiara
Makalah
1. Makalah dalam Majalah/ Buletin
Nurhidyah. 2008. Sastra Melayu Riau. Horizon Maret: 79-83.
2. Makalah tanpa Pengarang
    Anonim. 2009. Sastra Anak Aceh. Dewan Sastra, 30 Mai: 7.
SURAT KABAR, MAJALAH ATAU KORAN
                                Nama pengarang ditulis paling depan,diikuti oleh tahun,tanggal dan bulan(jika ada).Judul artikel ditulis tanpa huruf miring,dengan huruf kapital di setiap awal kata dan diletakkan dalam tanpa kutip.Nama majalah ditulis dengan huruf kecil kecuali huruf pertama setiap kata,dan ditulis dengan .huruf miring.Nomor halaman disebut pada bagian akhir.
Contoh;
                Gardner,H.1981.’’Do Babies Sing a Universal Song?’’Psychology Today,hlm. 70-76.
                Suryadarma.1990.’’Processor dan Interfance:Komunikasi Data’’.Info Komputer,  IV (4): 46-48.
                M. Huda. 1991. 10 September. “Menulis Untuk
                Membaca”. Riau Pos, hlm.6
RUJUKAN DARI SURAT KABAR TANPA PENGARANG
                                Nama koran ditulis di bagian awal. Tahun, tanggal dan bulam ditulis setelah nama koran, kemudian judul ditulis dengan huruf  kapital dan dicetak miring serta diikuti dengan nomor halaman. Contoh:
               
                Riau Pos. 1995, 10 September. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Hlm. 5
Film dan Vidio
1. Film
Ayat Ayat CINTA. 2007. Filem Islami. Indonesia . Rapi Filem.
2. Vidio
Geophysical techniques. 2009. Vidio. Milton Keynes: Open University.
Bahan Tidak Terbit
  1. Nama Pengarang
  2. Tahun
  3. Judul
  4. Nama Koleksi
  5. Nama tempat
Skripsi , Tesis dan Disertasi
                Nama pengarang ditulis paling depan, diikiuti tahun yang tercantum pada sampul, judul skripsi, tyesis atau disertasi dalam tanda kutip diikuti dengan pernyataan skripsi, tyesis atau disertasi dengan cetak miring, nama kota tempat perguruan tinggi, dan nama fakultas serta nama  perguruan tinggi. Contoh:
1. Skripsi
Ningrat, Albert Hadi. 2008. “Sistem Sapaan Bahasa Melayu Riau Dialek Kampar”.. Skripsi. Pekanbaru: Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Riau.
2. Tesis
3. Disertasi
Faizah, Hasnah. 1995. “Unsur Erotis dalam Novel di          Malaysia dan Indonesia: Satu Analisis Stilistik”.   Disertasi. Malaysia: Jabatan Lingiustik, Universiti       Kebangsaan Malaysia.
Dokumen Resmi Pemerintahan
1. Tanpa Pengarang dan Tanpa Lembaga
                Nama atau nama dokumen ditulis di bagian awal dengan huruf miring, diikuti tahun penerbitan dokumen, kota penerbit dan nama penerbit. Contoh:
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1995 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1997. Pekanbaru: Diperbanyak oleh  universitas Islam Riau.
2. Ada Lembaga
                Nama lembaga langsung ditulis paling depan, diikuti dengan tahun, judul karangan, nama tempat terbit, dan nama lembaga tertinggi bertanggung jawab atas penerbit karangan tersebut. Contoh:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1995. Pedoman Penulisan EyD. Pekanbaru: Departtemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar